11062011
11062011
"28/01/11"
akhir Januari ini kita dikagetkan dengan adanya peristiwa luar biasa hebat (PLH) antara KA mutiara selatan dengan KA kutojaya selatan. suatu berita yang sangat mengejutkan, belum lepas dari ingatan tentang kejadian PLH di petarukan itu, namun ternyata kecelakaan kereta api belum hendak hilang dari tanah air tercinta ini. saya dapat berita itu dari ayah saya. dan dengan tenangnya memberikan suatu catatan kecil berisi berita tersebut. langsunglah saya menghidupkan laptop yang baru tertidur selama 4 jam dan mencari berita dan ternyata benar berita tersebut.tapi cukuplah cipika-cipiki itu dan langsung pada pokok persoalan....
di media elektronik gencar memberitakan kecelakaan tersebut, berita ini tersebar begitu cepat hingga kemana-mana. tapi ada banyak persoalan yang membuat berita tersebut menjadi tidak bermutu.
yang pertama kesalahan dalam memberitakan, ada kesan bahwa berita tersebut "asal comot", benar memang ada kecelakaan, tapi sampai salah dalam menyampaikan nama kereta, tujuan kereta tersebut dan daerah tempat kejadian kecelakaan itu. ini keterlaluan, bisa menyesatkan masyarakat karena masyarakat butuh keakuratan dalam isi suatu berita dan bukan hanya asal-asalan dalam menyampaikan berita tersebut
kejadian diatas dialami oleh salah satu televisi nasional, dan parahnya dalam penayangan beritanya memuat salah satu foto dari rekan railfans tanpa izin dari yang punya dan tidak disertakan courtessy dalam berita tersebut sehingga kesan asal comot berita menjadi lebih jelas.
yang kedua, setelah berita itu tersebar. banyak yang berlomba-lomba menyampaikan pendapat mengenai bagaimana dan mengapa kecelakaan tersebut bisa terjadi.
media sendiri melansir bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahan masinis karena melanggar sinyal, ada pula yang mengatakan salah PPKA yang terlambat memindah wesel ke sepur langsung. setelah berita ini ramai disiarkan, ramai-ramai orang menyampaikan pendapatnya, ada yang bilang pemerintah tidak becus dalam memelihara transportasi, ada yang bilang usia kereta api sudah tua dan tidak layak, ada yang bilang relnya sudah tidak layak untuk dilewati dan sebagainya dan sebagainya....
yang lebih hebohnya lagi,di salah satu televisi swasta diberitakan para anggota DPR menyalahkan PT.KAI atas kejadian PLH tersebut, mereka menyalahkan PT.KAI karena membeli lokomotif dengan dirjen KA dan salah dalam membangun rel KA. ini yang seru, para anggota DPR yang tidak memiliki kapasitas dan wewenang dalam hal ini malah "nyaring' berpendapat, dan parahnya pendapat tersebut tidak memiliki dasar teori yang jelas sehingga malah membuat pendapat tersebut menjadi "gak mutu".
sekarang apa sulitnya menunggu yang berwenang menelusuri penyebab dari kejadian tersebut agar tidak terjadi salah tafsir dan membuat masyarakat ragu untuk naik kereta api. semua pihak yang sekiranya tidak tahu - menahu kejadian tersebut dan hanya tahu kecelakaan tanpa mengerti sebabnya dapat menahan diri untuk tidak membeberkan suatu pendapat yang hanya didasarkan pada asas "kira-kira" dan asas "katanya" alias berspekulasi mencari suatu kebenaran karena hal ini bukan spekulasi karena ada fakta dalam kejadian tersebut.
media juga seharusnya tidak "lebay" dalam memberitakan kecelakaan kereta api. sekarang jika ada kecelakaan, mesti beritanya dibesar-besarkan sebelum yang berwenang meneliti sebab-sebab kecelakaan tersebut. dan janganlah membuat suatu pemberitaan yang dapat membuat opini yang tidak tepat dalam masyarakat. seharusnya media dapat mengolah berita itu dengan fakta-fakta yang ada, tidak dikurangi daan juga ditambah-tambahkan.
semoga saja kejadian ini mampu mengetuk hati pemerintah yang tebal agar mau merawat jalan rel yang ada dan semoga perkereta apian Indonesia dapat maju di masa mendatang, dan untuk membuat maju harus dimulai saat sekarang ini. bukan esok hari atau malah entah saat kapan nanti....